Pengertian Secondary Skin pada Bangunan

secondary skin

Secondary skin pada bangunan adalah elemen arsitektur yang penting dan mendefinisikan karakteristik serta fungsi struktural dan estetika. Istilah “secondary skin” merujuk pada lapisan tambahan yang diterapkan di luar atau di sekitar bangunan untuk tujuan tertentu, baik itu melindungi bangunan dari elemen-elemen lingkungan eksternal, meningkatkan efisiensi energi, atau memberikan dimensi artistik tambahan.


Secondary Skin pada Bangunan

Berbeda dengan artwork pada bangunan, secondary skin merupakan lapisan di luar dinding utama pada fasad atau eksterior bangunan namun tidak menempel pada struktur dinding bangunan utama. Keberadaan secondary skin pada bangunan mampu mengurangi persoalan panas pada bangunan yang muncul karena paparan sinar matahari.

Fungsi Utama Secondary Skin

Secondary skin memiliki beberapa fungsi utama yang meliputi:

  • Perlindungan: Melindungi bangunan dari cuaca eksternal, sinar matahari berlebih, dan hujan.
  • Efisiensi Energi: Menambah isolasi termal, meminimalkan panas masuk dan keluar bangunan.
  • Estetika: Menambah dimensi visual dan artistik pada desain bangunan.
  • Reduksi Kebisingan: Mengurangi tingkat kebisingan dari luar yang masuk ke dalam bangunan.

Jenis-jenis Secondary Skin:

  • Fasad: Secondary skin bisa berbentuk fasad bangunan yang diterapkan di luar struktur utama.
  • Sistem Pemagaran: Dapat berupa pagar, jaring, atau elemen lain yang ditempatkan di sekitar bangunan.
  • Kanopi atau Teduh: Digunakan sebagai lapisan tambahan untuk melindungi area tertentu dari elemen eksternal.

Material yang Digunakan:

  • Kaca: Banyak digunakan dalam fasad bangunan modern untuk memberikan tampilan transparan.
  • Logam: Baja, aluminium, atau logam lain sering digunakan untuk pembuatan sistem pemagaran.
  • Bahan Komposit: Material seperti panel aluminium komposit sering digunakan karena kekuatan dan fleksibilitasnya.

Implikasi Arsitektural

1. Arsitektur Modern: Secondary skin telah menjadi elemen kunci dalam arsitektur modern. Banyak arsitek menggunakan secondary skin untuk mengubah tampilan bangunan, memberikan kesan yang lebih dinamis dan inovatif.

2. Efisiensi Energi: Dengan peningkatan kesadaran akan lingkungan, penggunaan secondary skin juga dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi energi bangunan. Melalui penggunaan material yang tepat, bisa mengurangi kebutuhan akan pemanasan dan pendinginan buatan.

3. Dinamika Ruang: Tidak hanya sebagai lapisan luar, secondary skin bisa menciptakan ruang di antara lapisan tersebut dengan bangunan utama, yang bisa dimanfaatkan untuk area lobi, teras, atau bahkan ruang hijau yang terlindungi.

Bagi arsitek atau pengembang bangunan, penting untuk mempertimbangkan beberapa hal ketika merancang secondary skin:

  • Pemilihan Material yang Tepat: Material yang dipilih harus sesuai dengan fungsi dan estetika yang diinginkan.
  • Pemahaman tentang Lingkungan: Memahami kondisi lingkungan tempat bangunan berdiri sangat penting dalam desain secondary skin.
  • Kemampuan Adaptasi: Desain secondary skin harus dapat beradaptasi dengan perubahan cuaca dan kondisi lingkungan secara dinamis.

Pemahaman yang baik tentang secondary skin pada bangunan dapat membantu dalam meningkatkan kinerja bangunan secara keseluruhan, memperluas potensi desain, serta meningkatkan kenyamanan dan keberlanjutan lingkungan.

 

Pengertian Secondary Skin pada Bangunan

Artikel Terkait

Tentang Penulis: Lentera Rumah

Blogger yang suka menulis dan berbagi tentang properti dan lingkungannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *