Ruang Transisi Bukan Sekedar Ruang Penghubung

Ruang Transisi

Ruang transisi merupakan space antar ruang yang ada pada sebuah bangunan. Sering kali ruang ini terabaikan dan cenderung dianggap hanya sebagai ruang sirkulasi. Padahal ruang transisi dapat ditata dengan baik agar dapat menciptakan bangunan menjadi lebih artistik.


Pada desain arsitektur, bangunan tanpa ruang transisi dapat dikatakan kurang lengkap, termasuk juga untuk bangunan hunian. Yang paling umum dimiliki sebuah rumah adalah ruang transisi yang berada di depan  seperti teras atau halaman depan.

Bayangkan saja jika rumah tanpa halaman depan atau teras, begitu pintu rumah dibuka langsung menuju jalan raya, akan dianggap kurang layak.

Ruang transisi di rumah merupakan pengembangan dari foyer yaitu sebuah konsep yang ditujukan pada sebuah ruang yang berfungsi sebagai ruang antara pada gedung opera biasanya berada di antara dua tangga besar dari daerah balkon pertunjukan dan biasanya digunakan oleh para pengunjung untuk bersosialisasi selama jeda pertunjukan.

Sedangkan foyer di rumah kaum bangsawan di negara-negara Barat merupakan sebuah ruang yang cukup luas setelah pintu masuk utama.

Ruang tersebut mengarah ke sebuah lorong yang menuju ke beberapa ruang yang berbeda, seperti ruang tamu, ruang perjamuan, atau ruang baca.

Lantas, bagaimana mengeksplorasi ruang transisi agar membuat bangunan rumah lebih artistik?

Untuk mendukung ide kreativitas dalam mengeksplorasi ruang transisi, ada tiga tahapan yang dapat Anda lakukan, yaitu:

  1. Tetapkan fungsi tambahan yang ingin diberikan pada ruang transisi, seperti menempatkan fungsi tambahan teras sebagai ruang tamu atau ruang santai keluarga.
  2. Pertimbangkan penambahan furniture yang sesuai untuk menunjang fungsi terpilih
  3. Menata dan melengkapi ruang tersebut dengan aksesoris yang sesuai agar terlihat menarik

Perubahan elemen ruangan dapat menjadi pertimbangan estetis seperti mengganti motif lantai, dinding, plafon atau karpet untuk menciptakan sebuah aksen. Bisa juga memberi pencahayaan khusus seperti lampu spot yang mengarah ke lukisan, lampu baca dan sebagainya.

Penambahan fungsi pada ruang transisi sebaiknya tidak mengganggu kesinambungan ruang-ruang yang dihubungkan. Penataan juga perlu mempertimbangkan perilaku anggota keluarga, misalkan tidak perlu memajang piano jika tidak ada yang memainkan.

Dengan demikian, ruang transisi tersebut tidak kehilangan fungsi utama serta memiliki fungsi tambahan yang efektif, efisien dan menarik sehingga menambah estetika rumah.

Meskipun saat ini banyak rumah yang mengabaikan ruang transisi sehubungan dengan terbatasnya lahan, maka sudah dibahas Ide Penataan Ruang Transisi Di Rumah.

 

Ruang Transisi Bukan Sekedar Ruang Penghubung

Artikel Terkait

Tentang Penulis: Lentera Rumah

Blogger yang suka menulis dan berbagi tentang properti dan lingkungannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *