Biopori Untuk Siasati Daya Serap Air

Lubang resapan biopori merupakan metode resapan air yang ditujukan untuk membantu mengatasi masalah sampah perkotaan, juga diharapkan menjadi solusi atas bencana banjir yang selalu melanda Jakarta yaitu dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor.


Kondisi kota-kota besar seperti DKI Jakarta yang memiliki lahan resapan air yang sangat sedikit sekali disertai dengan penggunaan air tanah yang sangat berlebihan menyebabkan penurunan permukaan tanah serta mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan air berkualitas baik dan cukup di kawasan tersebut.

Dengan demikian keseimbangan lingkungan yang harus terus menerus dilestarikan dan dijaga pun semakin rusak dan tidak terkendali. Untuk itulah diperlukan adanya gerakan pelestarian alam sekitar yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak serta berkesinambungan.

Menyiasati Daya Serap Air dengan Lubang Biopori

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah mengalirnya air hujan ke selokan yang kemudian terbuang percuma ke laut lepas adalah dengan pembuatan lubang biopori resapan atau LBR. Saat ini Pemerintah terus mencanangkan program pelestarian lingkungan sebagai prioritas utama dengan menargetkan dalam kurun waktu 5 tahun terjadi 2 milyar penanaman pohon. Hal ini sebagai bagian dari upaya memulihkan tata air yang terganggu.

Oleh karena itu pengelolaan air hujan merupakan salah satu solusi yang perlu didorong agar berbagai pihak dapat menerapkan dari berbagai metode, salah satunya adalah metode penggunaan Lubang Biopori. Lubang Biopori atau Sumur Biopori belakangan ini ramai dibicarakan sebagai salah satu bentuk kepedulian kita terhadap kelestarian lingkungan.

Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.

Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah.

Kita tidak akan sia-sia bila membuat biopori ini karena Lubang Resapan Biopori dikenal sebagai teknologi tepat guna yang memiliki banyak peranan/ fungsi/ tujuan manfaat yang bisa didapat.

Bagaimana Cara Pembuatan Lubang Biopori ?

  1. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamater 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 – 100cm
  2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
  3. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan atau pangkasan rumput
  4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan kedalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
  5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau dengan pemeliharaan lubang resapan.

 

Lubang resapan biopori – Lentera Rumah

Artikel Terkait

Tentang Penulis: Lentera Rumah

Blogger yang suka menulis dan berbagi tentang properti dan lingkungannya

1 Comment

  1. Wahh lengkap sekali nih.. kebetulan saya sedang ada program biopori. jadi setiap warga yang ingin membuat biopori, bisa meminjam alat bor bioporinya di pak Rt. mudah-mudahan dengan adanya program biopori tersebut menyadarkan masyarakat bahwa betapa pentingnya menjaga lingkungan . Terimakasih sudah berbagi informasi tentang biopori 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *